• Silsilah Nabi dan Rasulullah SAW

    At Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari Jabir ra; ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Wahai manusia, aku tinggalkan untuk kalian sesuatu yang jika kalian berpegang dengannya, pasti kalian tidak akan tersesat: Kitabullah dan keturunanku.” (Al Jami ash Shahih; hadits 3786).

  • Fakta Unik Tentang Ka'bah

    Ka’bah merupakan kiblat shalat bagi seluruh umat Muslim sedunia. Lokasi Ka’bah berada di dalam wilayah Masjidil Haram yang terletak di kota Makkah, Arab Saudi.

  • 40 Fakta Unik Tentang Islam

    Sebagian orang masih banyak yang meragukan tentang kebenaran agama islam, tak kecuali adalah mereka yang telah mengaku sebagai muslim.

  • K.H. Ahmad Rifa'i Arief

    K.H. Ahmad Rifa'i Arief (lahir 30 Desember 1942 – meninggal 16 Juni 1997 pada umur 54 tahun) adalah seorang kiai perintis dan pendiri Pondok Pesantren Daar el-Qolam, Pondok Pesantren La Tansa, Pondok Pesantren Sakinah La Lahwa, serta Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi/Sekolah Tinggi Agama Islam (STIE/STAI) La Tansa Mashiro.

  • Enta Eih

    Enta eih mesh kfaya aalaik Tegrahni haram aalaik ent eeih Enta laih dimooai habeebi tehoun aalaik Tab w laih ana radya enak tegrahni w roohi feek Tab w laih yaani eih radya beaazabi bain edaik (x2)

  • Just Believe In Your Dreams

    Percayalah pada apa yang anda rasakan di dalam. Dan memberikan impian anda sayap untuk terbang. Anda memiliki semua yang anda harapkan. Jika anda hanya percaya.

Thursday 28 March 2013

Posted by Aswad Firmansyah Hanafi
No comments | Thursday, March 28, 2013



STRATEGI PEMBELAJARAN

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)




DISUSUN OLEH :
ASWAD FIRMANSYAH    112111229
PAI D / 3



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
“SULTAN MAULANA HASANUDDIN” BANTEN
FAKULTAS TARBIYAH DAN ADAB
TAHUN 2012

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

A.    PENDAHULUAN
Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Terjemahan bebas dari TAI adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karaktristik bahwa (Driver,1980) tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru adalah negoisasi dan bukan imposisi-intruksi.
Sintak BidaK menurut Slavin (1985) adalah:
1.      Buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul,
2.      Siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi,
3.      Penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.
Dari hasil kajian pustaka yang penulis lakukan, disimpulkan bahwa pada pembelajaran TAI (Team Assisted Indivualization) bahan ajar yang diberikan terhadap suatu kelompok tidak membedakan kemampuan individu.



PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI
Pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan metode pembelajaran dengan kelompok heterogen yang memberikan informasi untuk memahami suatu konsep matematika. Slavin (1995: 98) mengatakan bahwa “TAI math began as an attemt to design a form of individualized instruction that would solve the problems that had made earlier individualized programs ineffective”. Yang maknanya adalah matematika TAI diprakarsai sebagai usaha merancang sebuah bentuk pengajaran individual yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang membuat metode pengajaran individual menjadi tidak efektif.
Dalam TAI, siswa bekerja sama antar kelompok dalam usaha memecahkan masalah. Dengan demikian dapat memberikan peluang kepada siswa yang berkemampuan rendah untuk dapat meningkatkan kemampuannya karena termotivasi oleh siswa lain yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi. Diharapkan partisipasi siswa dalam pembelajaran  matematika akan meningkat sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat.
Dengan membuat siswa bekerja dalam tim-tim kooperatif dan mengemban tanggung jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam menghadapai masalah, dan saling memberi dorongan untuk maju, maka guru dapat membebaskan diri mereka dari pengajaran langsung kepada sekolompok kecil siswa yang homogen yang berasal dari tim-tim siswa yang heterogen.

KEUNGGULAN DAN MANFAATNYA
Model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual. Model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.
Berbagai keunggulan tersebut dapat dikembangkan sehingga akan benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh setiap siswa. Kepercayaan dalam diri siswa akan tumbuh untuk bersifat kritis atas sesuatu kegiatan. Siswa juga memiliki kebiasaan untuk menganalisa setiap sikap atau perilaku yang dilakukan oleh orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk selanjutnya dapat mengambil nilai-nilai mana yang benar dan mana yang kurang baik bagi dirinya.
Satu aspek penting pembelajaran kooperatif ialah bahwa di samping pembelajaran kooperatif membantu memgembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik di antara siswa, pembelajaran kooperatif secara bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademik mereka.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif (Ibrahim, dan Nur, 2000 : 16).
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif untuk siswa yang rendah hasil belajarnya (Linda Lundgren, 1994 dalam Ibrahim, dan Nur, 2000:10). Mengapa siswa yang bekerja dalam kelompok kooperatif belajar lebih banyak dibandingkan dengan kelas yang diorganisasikan secara tradisional?. Menurut teori motivasi, motivasi siswa pada pembelajaran kooperatif terutama terletak pada bagaimana bentuk hadiah atau struktur pencapaian tujuan saat siswa melaksanakan kegiatan. Pada pembelajaran kooperatif siswa yakin bahwa tujuan mereka tercapai jika dan hanya jika siswa lain juga akan mencapai tujuan tersebut.
Lundgren (1994) dalam Ibrahim, dan Nur, (2000 : 18-19) mengemukakan hasil penelitian yang menunjukkan manfaat penelitian kooperatif pada siswa dengan hasil belajar rendah, yaitu :
1.      Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas.
2.      Rasa harga diri menjadi lebih tinggi.
3.      Memperbaiki sikap terhadap bahasa dan sekolah
4.      Memperbaiki kehadiran
5.      Angka putus sekolah menjadi rendah
6.      Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar
7.      Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
8.      Konflik antar pribadi berkurang
9.      Sikap apatis berkurang
10.  Pemahaman yang kebih mendalam
11.  Motivasi lebih besar
12.  Hasil belajar lebih tinggi
13.  Retensi lebih lama
14.  Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.

B.     KOMPONEN-KOMPONEN DALAM METODE PEMBELAJARAN TAI
Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki 8 komponen, kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Teams
yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa.
b.      Placement Test
yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
c.       Student Creative
yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.
d.      Team Study
yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan.
e.       Team Score and Team Recognition
yaitu pemberian score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f.       Teaching Group
yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
g.      Fact test
yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
h.      Whole-Class Units
yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah


C.    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE TAI

Model pembelajaran TAI (Team Accelerated Instruction) termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Keheterogenan kelompok mencakup jenis kelamin, ras, agama (kalau mungkin), tingkat kemampuan (tinggi, sedang, rendah), dan sebagainya.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) adalah sebagai berikut :
a.       Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b.      Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
c.       Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
d.      Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
e.       Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
f.       Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
g.      Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
IMPLEMENTASI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA.
Dalam uraian diatas, telah dibahas pendekatan kooperatif Type TAI yang dapat dirancang guru dalam kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 
Contoh Model Pembelajaran Kooperatif yang Menggunakan tipe TAI
Berikut ini ditampilkan contoh rancangan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat untuk satu kompetensi dasar (satu KD) yang alokasi waktunya dapat satu atau lebih dari satu kali pertemuan, sedangkan contoh-contoh yang akan dibahas adalah bagian dari kegiatan dalam pembelajaran satu KD, maka contoh tidak ditampilkan dalam satu RPP utuh. Contoh yang dibahas lebih menekankan pada contoh rancangan langkah kegiatan pembelajaran. Contoh rancangan kegiatan pembelajaran yang diambil pada kelas VII, semester dua, dengan empat kali pertemuan, pada pertemuan ke-1 dan ke-2 menggunakan pendekatan kooperatif tipe TAI sedangkan pertemuan ke-3 dan ke-4 menggunakan pendekatan penemuan terbimbing.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A. Standar Kompetensi
Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.


B. Kompetensi Dasar
Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.      Siswa dapat menghitung keliling segitiga dan segiempat .
2.      Siswa dapat menghitung luas segitiga dan segiempat.
3.      Siswa dapat menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat.
D. Kemampuan prasyarat
» Pertemuan ke-1 dan ke-2.
1.      Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat segitiga dan segiempat.
2.      Siswa dapat menyebutkan konsep keliling.
» Pertemuan ke-3
Siswa dapat menyebutkan rumus luas persegipanjang.
» Pertemuan ke-4
Siswa dapat menyebutkan rumus luas bangun segitiga dan segiempat.

E. Tujuan pembelajaran
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1.      menghitung keliling segitiga dan segiempat,
2.      menemukan rumus luas segitiga dan segiempat,
3.      menghitung luas segitiga dan segiempat,
4.      menggunakan konsep keliling dan luas segiempat dalam pemecahan masalah.

F. Sumber/Bahan dan Media pembelajaran
1.      Buku Matematika Jilid VII dari Direktorat PLP, Depdiknas, 2004.
2.      Buku Matematika untuk SMP kelas VII.
3.      Lembar Kerja Siswa.
4.      Bahan Kuis.
5.      Bahan pengecekan kemampuan prasyarat.

G. Pendekatan dan metode pembelajaran
1.      Pendekatan: Kooperatif tipe Team Assisted Instruction(TAI) serta penemuan terbimbing.
2.      Metode: Diskusi Kelompok, Penugasan dan Tanya jawab.



H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang akan dibahas untuk pertemuan ke-1 dan ke-2 sesuai dengan pembicaraan dalam uraian bab sebelumnya mengenai langkah pembelajaran pendekatan kooperatif tipe TAI.
1.      Kegiatan awal.
a.       Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai oleh siswa.
b.      Guru menginformasikan pendekatan pembelajaran menggunakan kooperatif tipe TAI.
c.       Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan cara tanya jawab.
d.      Guru menginformasikan pengelompokan siswa. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai dengan 5, siswa dengan kemampuan akademik yang heterogen.
2.      Kegiatan inti.
a.       Setiap siswa menyelesaikan tugas berupa soal-soal yang berkaitan dengan keliling dan luas segitiga dan segiempat pada lembar kerja siswa (LKS) yang sudah disediakan oleh guru secara individual. Lembar Kerja Siswa terlampir. Guru mengamati kerja setiap siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan seperlunya.
b.      Dengan membawa hasil penyelesaian soal-soal yang telah dikerjakan siswa secara individual, siswa menuju ke kelompok belajar sesuai dengan kelompok yang telah diinformasikan guru.
c.       Siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman satu kelompok dengan cara saling memeriksa, mengoreksi dan memberikan masukan. Guru mengamati kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya.
d.      Setiap kelompok mempresentasikan penyelesaian soal yang sudah dibahas sedangkan guru memfasilitasi siswa dan merangkum serta memberikan penegasan pada pertemuan ke-1 dan ke-2.
e.       Untuk pengecekan pemahaman siswa guru memberikan soal kuis yang dikerjakan oleh setiap siswa secara individual. Hasil pekerjaan siswa dikumpulkan sebagai nilai individual.

3.      Kegiatan akhir.
Guru menunjuk siswa secara acak untuk mengemukakan pendapatnya
mengenai pengalaman belajar selama menyelesaikan tugas secara individu maupun kelompok.

I. Penilaian
1.      Penilaian hasil belajar siswa mencakup nilai proses dan nilai akhir hasil belajar.
2.      Nilai Akhir Kompetensi Dasar (KD)
Nilai = 50 % Nilai Ulangan harian + 50 % Rata-rata tugas (individual dan kelompok).
3.      Siswa yang nilai akhir kompetensi dasarnya di bawah KKM(Kriteria Ketuntasan Minimal) diberi pembelajaran remidi dan dilakukan penilaian remidi. Hasil pelaksanaan remidi digunakan untuk menentukan nilai akhir Kompetensi Dasar(KD)

Followers

Animated Cool Shiny Blue Pointer
Powered By Blogger