STRATEGI PEMBELAJARAN
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)
DISUSUN OLEH :
ASWAD FIRMANSYAH 112111229
PAI D / 3
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
“SULTAN
MAULANA HASANUDDIN” BANTEN
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ADAB
TAHUN 2012
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)
A.
PENDAHULUAN
Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe
ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran
individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara
individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan
untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara
individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil
belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling
dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab
atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Terjemahan bebas dari TAI adalah Bantuan Individual dalam Kelompok
(BidaK) dengan karaktristik bahwa (Driver,1980) tanggung jawab belajar adalah
pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima
bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru adalah negoisasi dan bukan
imposisi-intruksi.
Sintak BidaK menurut Slavin (1985) adalah:
1.
Buat
kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul,
2.
Siswa
belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara
individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi,
3.
Penghargaan
kelompok dan refleksi serta tes formatif.
Dari hasil kajian pustaka yang penulis lakukan, disimpulkan bahwa pada
pembelajaran TAI (Team Assisted Indivualization) bahan ajar yang diberikan terhadap
suatu kelompok tidak membedakan kemampuan individu.
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TAI
Pembelajaran
kooperatif tipe TAI merupakan metode pembelajaran dengan kelompok heterogen
yang memberikan informasi untuk memahami suatu konsep matematika. Slavin (1995:
98) mengatakan bahwa “TAI math began as an attemt to design a form of
individualized instruction that would solve the problems that had made earlier
individualized programs ineffective”. Yang maknanya adalah matematika TAI
diprakarsai sebagai usaha merancang sebuah bentuk pengajaran individual yang
bisa menyelesaikan masalah-masalah yang membuat metode pengajaran individual
menjadi tidak efektif.
Dalam TAI, siswa bekerja
sama antar kelompok dalam usaha memecahkan masalah. Dengan demikian dapat memberikan
peluang kepada siswa yang berkemampuan rendah untuk dapat meningkatkan
kemampuannya karena termotivasi oleh siswa lain yang mempunyai kemampuan yang
lebih tinggi. Diharapkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika
akan meningkat sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat.
Dengan membuat siswa
bekerja dalam tim-tim kooperatif dan mengemban tanggung jawab mengelola dan
memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam menghadapai
masalah, dan saling memberi dorongan untuk maju, maka guru dapat membebaskan
diri mereka dari pengajaran langsung kepada sekolompok kecil siswa yang homogen
yang berasal dari tim-tim siswa yang heterogen.
KEUNGGULAN DAN MANFAATNYA
Model ini
mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual. Model
ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga,
TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam
hal kesulitan belajar siswa secara individual.
Berbagai
keunggulan tersebut dapat dikembangkan sehingga akan benar-benar dapat
dirasakan manfaatnya oleh setiap siswa. Kepercayaan dalam diri siswa akan
tumbuh untuk bersifat kritis atas sesuatu kegiatan. Siswa juga memiliki
kebiasaan untuk menganalisa setiap sikap atau perilaku yang dilakukan oleh
orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk selanjutnya dapat mengambil
nilai-nilai mana yang benar dan mana yang kurang baik bagi dirinya.
Satu aspek penting pembelajaran kooperatif ialah bahwa di
samping pembelajaran kooperatif membantu memgembangkan tingkah laku kooperatif
dan hubungan yang lebih baik di antara siswa, pembelajaran kooperatif secara
bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademik mereka.
Hasil-hasil
penelitian menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul
dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman
belajar individual atau kompetitif (Ibrahim, dan Nur, 2000 : 16).
Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang
amat positif untuk siswa yang rendah hasil belajarnya (Linda Lundgren, 1994
dalam Ibrahim, dan Nur, 2000:10). Mengapa siswa yang bekerja dalam kelompok
kooperatif belajar lebih banyak dibandingkan dengan kelas yang diorganisasikan
secara tradisional?. Menurut teori motivasi, motivasi siswa pada pembelajaran
kooperatif terutama terletak pada bagaimana bentuk hadiah atau struktur
pencapaian tujuan saat siswa melaksanakan kegiatan. Pada pembelajaran
kooperatif siswa yakin bahwa tujuan mereka tercapai jika dan hanya jika siswa
lain juga akan mencapai tujuan tersebut.
Lundgren (1994)
dalam Ibrahim, dan Nur, (2000 : 18-19) mengemukakan hasil penelitian yang
menunjukkan manfaat penelitian kooperatif pada siswa dengan hasil belajar
rendah, yaitu :
1. Meningkatkan
pencurahan waktu pada tugas.
2. Rasa
harga diri menjadi lebih tinggi.
3. Memperbaiki sikap terhadap bahasa dan sekolah
4. Memperbaiki kehadiran
5. Angka putus sekolah menjadi rendah
6. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih
besar
7. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
8. Konflik antar pribadi berkurang
9. Sikap apatis berkurang
10. Pemahaman yang kebih mendalam
11. Motivasi lebih besar
12. Hasil belajar lebih tinggi
13. Retensi lebih lama
14.
Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.
B.
KOMPONEN-KOMPONEN DALAM METODE PEMBELAJARAN TAI
Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki 8 komponen, kedelapan
komponen tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Teams
yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa.
b.
Placement
Test
yaitu
pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar
guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
c.
Student
Creative
yaitu
melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan dimana keberhasilan
individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.
d.
Team
Study
yaitu
tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru
memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan.
e.
Team
Score and Team Recognition
yaitu
pemberian score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria
penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang
dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f.
Teaching
Group
yaitu
pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
g.
Fact
test
yaitu
pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
h.
Whole-Class
Units
yaitu
pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu pembelajaran dengan strategi
pemecahan masalah
C.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE TAI
Model
pembelajaran TAI (Team Accelerated Instruction) termasuk dalam pembelajaran
kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam
kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen untuk menyelesaikan
tugas kelompok yang sudah disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan
pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Keheterogenan
kelompok mencakup jenis kelamin, ras, agama (kalau mungkin), tingkat kemampuan
(tinggi, sedang, rendah), dan sebagainya.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) adalah sebagai berikut :
a.
Guru
memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b.
Guru
memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar
atau skor awal.
c.
Guru
membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan
kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah)
Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta
kesetaraan jender.
d.
Hasil
belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
e.
Guru
memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
f.
Guru
memberikan kuis kepada siswa secara individual.
g.
Guru
memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil
belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
IMPLEMENTASI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE
TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA.
Dalam uraian diatas, telah dibahas pendekatan kooperatif Type TAI
yang dapat dirancang guru dalam kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Contoh Model Pembelajaran Kooperatif yang Menggunakan tipe TAI
Berikut ini ditampilkan contoh rancangan kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat untuk
satu kompetensi dasar (satu KD) yang alokasi waktunya dapat satu atau lebih
dari satu kali pertemuan, sedangkan contoh-contoh yang akan dibahas adalah bagian
dari kegiatan dalam pembelajaran satu KD, maka contoh tidak ditampilkan dalam
satu RPP utuh. Contoh yang dibahas lebih menekankan pada contoh rancangan
langkah kegiatan pembelajaran. Contoh rancangan kegiatan pembelajaran yang
diambil pada kelas VII, semester dua, dengan empat kali pertemuan, pada
pertemuan ke-1 dan ke-2 menggunakan pendekatan kooperatif tipe TAI sedangkan
pertemuan ke-3 dan ke-4 menggunakan pendekatan penemuan terbimbing.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A. Standar Kompetensi
Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Siswa dapat menghitung keliling segitiga dan segiempat .
2. Siswa dapat menghitung luas segitiga dan segiempat.
3. Siswa dapat menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah yang
berkaitan dengan keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat.
D.
Kemampuan prasyarat
»
Pertemuan ke-1 dan ke-2.
1. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat segitiga dan segiempat.
2. Siswa dapat menyebutkan konsep keliling.
»
Pertemuan ke-3
Siswa
dapat menyebutkan rumus luas persegipanjang.
»
Pertemuan ke-4
Siswa
dapat menyebutkan rumus luas bangun segitiga dan segiempat.
E. Tujuan pembelajaran
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran
diharapkan siswa dapat:
1. menghitung keliling segitiga dan segiempat,
2. menemukan rumus luas segitiga dan segiempat,
3. menghitung luas segitiga dan segiempat,
4. menggunakan konsep keliling dan luas segiempat dalam pemecahan masalah.
F.
Sumber/Bahan dan Media pembelajaran
1. Buku Matematika Jilid VII dari Direktorat PLP, Depdiknas, 2004.
2. Buku Matematika untuk SMP kelas VII.
3. Lembar Kerja Siswa.
4. Bahan Kuis.
5. Bahan pengecekan kemampuan prasyarat.
G.
Pendekatan dan metode pembelajaran
1. Pendekatan: Kooperatif tipe Team Assisted Instruction(TAI) serta penemuan terbimbing.
2. Metode: Diskusi Kelompok, Penugasan dan Tanya jawab.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang akan dibahas untuk pertemuan ke-1
dan ke-2 sesuai dengan pembicaraan dalam uraian bab sebelumnya mengenai langkah
pembelajaran pendekatan kooperatif tipe TAI.
1. Kegiatan awal.
a. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan
akan dicapai oleh siswa.
b. Guru menginformasikan pendekatan pembelajaran menggunakan kooperatif tipe
TAI.
c. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan cara tanya jawab.
d. Guru menginformasikan pengelompokan siswa. Setiap
kelompok terdiri dari 4 sampai dengan 5, siswa dengan kemampuan akademik yang
heterogen.
2. Kegiatan inti.
a. Setiap siswa menyelesaikan tugas berupa soal-soal yang berkaitan
dengan keliling dan luas segitiga dan segiempat pada lembar kerja siswa (LKS)
yang sudah disediakan oleh guru secara individual. Lembar Kerja Siswa
terlampir. Guru mengamati kerja setiap siswa dan memberikan bantuan kepada
siswa yang mengalami kesulitan seperlunya.
b. Dengan membawa hasil penyelesaian soal-soal yang telah dikerjakan
siswa secara individual, siswa menuju ke kelompok belajar sesuai dengan
kelompok yang telah diinformasikan guru.
c. Siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman satu kelompok
dengan cara saling memeriksa, mengoreksi dan memberikan masukan. Guru mengamati
kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya.
d. Setiap kelompok mempresentasikan penyelesaian soal yang sudah dibahas
sedangkan guru memfasilitasi siswa dan merangkum serta memberikan penegasan
pada pertemuan ke-1 dan ke-2.
e. Untuk pengecekan pemahaman siswa guru memberikan soal kuis yang dikerjakan
oleh setiap siswa secara individual. Hasil
pekerjaan siswa dikumpulkan sebagai nilai individual.
3. Kegiatan akhir.
Guru
menunjuk siswa secara acak untuk mengemukakan pendapatnya
mengenai pengalaman belajar selama menyelesaikan tugas secara individu maupun
kelompok.
I.
Penilaian
1. Penilaian hasil belajar siswa mencakup nilai proses dan nilai akhir
hasil belajar.
2. Nilai Akhir Kompetensi Dasar (KD)
Nilai = 50 % Nilai Ulangan harian + 50 % Rata-rata tugas (individual dan
kelompok).
3. Siswa yang nilai akhir kompetensi dasarnya di bawah KKM(Kriteria
Ketuntasan Minimal) diberi pembelajaran remidi dan dilakukan penilaian remidi.
Hasil pelaksanaan remidi digunakan untuk menentukan nilai akhir Kompetensi
Dasar(KD)